1.
Konsep
Organisasi
Secara konseptual ada dua batasan
yang perlu dikemukakan di sini, yakni istilah “organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada
rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan satu sama lain dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif, dan dorongan-dorongan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Beach, 1980; Champoux, 2003).Apabila kita membicarakan organisasi sebagai suatu sistem, berarti memandangnya terdiri dari unsur-unsur yang saling bergantungan dan di dalamnya terdapat sub-sub sistem. Sedangkan struktur di sini mengisyaratkan bahwa di dalam organisasi terdapat suatu kadar formalitas dan adanya pembagian tugas atau peranan yang harus dimainkan oleh anggota-anggota kelompoknya.
Istilah organisasi dapat pula diartikan sebagai suatu perkumpulan atau perhimpunan yang terdiri dari dua orang atau lebih punya komitmen bersama dan ikatan formal mencapai tujuan organisasi, dan di dalam perhimpunannya terdapat hubungan antar anggota dan kelompok dan antara pemimpin dan angota yang dipimpin atau bawahan (Beach and Reinhartz, 2004; Bush and Middlewood, 2005).
Dari kedua definisi di atas, dapat
dinyatakan betapa pentingnya organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen
dalam melaksanakan segala kebijakan/keputusan yang dibuat pada tingkatan
administratif maupun manajerial. Dalam hubungan ini, hakiki organisasi dapat
ditinjau dari dua sudut pandangan. Pertama, organisasi dipandang sebagai wadah,
tempat di mana kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan. Kedua, sebagai
proses yang berusaha menyoroti interaksi (hubungan) antara orang-orang yang
terlibat di dalam organisasi itu.
Pemahaman organisasi dan manajemen perlu bagi analisis. Pemahaman ini vital bagi perancangan sebuah SIM. Penerapan sistem informasi berdasarkan komputer dapat mempengaruhi struktur organisasi, motivasi dalam organisasi, manajemen dan pengambilan keputusan.
Dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen, manajer terlibat dalam membentuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan fungsi tersebut, pengambilan keputusan dan interaksi manusia. Interaksi manusia adalah orang-orang di dalam dan di luar organisasi dan dengan atasan serta bawahan. Baik mutu pengambilan keputusan maupun interaksi dengan orang akan mempengaruhi efektivitas dalam mana organisasi beroperasi. Fungsi manajemen, pengambilan keputusan dan interaksi mansuia dibatasi oleh sumber daya yang tersedia bagi organisasi dan kendala luar organisasi (industri, masyarakat dll) dalam mana organisasi beroperasi.
Struktur
Keorganisasian – Model Dasar
Struktur Keorganisasian adalah susunan subsistem-subsistem dengan hubungan antara wewenang dan tanggung jawab.
Struktur Keorganisasian adalah susunan subsistem-subsistem dengan hubungan antara wewenang dan tanggung jawab.
- Struktur Hirarki : Struktur keorganisasian dasar adalah sebuah struktur hirarki dengan manajemen puncak paling atas dalam bagan, manajemen menengah/madya ditengah dan manajemen bawahan di tempat paling bawah.
- Spesialisasi : Organisasi membagi pekerjaan atas tugas-tugas khusus hingga menimbulkan spesilisasi
- Hubungan Lini dan Staf : Lini (Garis utuh) menjelaskan wewenang perintah langsung dari fungsi-fungsi dalam organisasi. Contoh : manajer penjualan menerima laporan dari para sales. Wewenang mengalir dari atas ke bawah
- Wewenang dan Tanggung Jawab : Wewenang adalah hak untuk memerintah. Bila seseorang memiliki tanggung jawab untuk sebuah kegiatan, ia harus memiliki wewenang.
- Rentang Kendali (Span Of Control) : Menunjukkan banyaknya bawahan yang diawasi oleh seorang supervisor.
Struktur Organisasi – Variasi
Pada model dasar menekankan garis wewenang, kesatuan perintah (seseorang bawahan hanya memiliki seorang atasan), rentang kendali yang sempit dan penggunaan dukungan staf terhadap organisasi lini.
Tiga variasi pokok dalam model dasar keorganisasian yaotu :
- Organisasi Fungsional : seorang manajer bertanggung jawab untuk fungsi tertentu.
- Organisasi Divisional : tiap-tiap divisi bertanggung jawab terhadap semua fungsi dalam divisinya. Biasanya organisasi ini dibentuk berdasarkan produk/jasa yang dihasilkan.
- Organisasi Proyek : dalam organisasi ini sumber-sumber daya adalah proyek-proyek yang harus ditangani oleh perusahaan dengan dipimpin oleh seorang pimpinan proyek.
2. Konsep Manajemen
2.1 Pengertian Manajemen
Dilihat dari asal katanya, kata manajemen atau management dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Italia, maneggiare yang kurang lebih berarti menangani atau to handle. Dalam bahasa latin ada kata yang punya pengertian hampir sama yakni manus yang artinya tangan atau menangani.
Sementara berbicara tentang definisi, layaknya istilah-istilah lain dalam kajian Ilmu Sosial, Manajemen juga memiliki sejumlah definisi yang diberikan para ahli. Disini hanya akan dikemukakan satu definisi yang diungkapkan oleh GR Terry sebagai berikut:
· Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: Perencanaan, Pengorganisasian, Penggiatan dan Pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
· Pengertian lain manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui serangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.
- Adanya penggunaan sumber daya organisasi (SDM, SDA, SDD, SDI)
- Adanya proses yang bertahap (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian)
- Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan
2.2 Sarana-sarana ManajemenUntuk mencapai tujuan yang dicapai diperlukan sebuah sarana, yakni sebuah sarana manajemen yang terdiri dari men, money, material, machine, method, dan market atau yang lebih dikenal 6M.
1) Men
Yakni
Sumber daya manusia yang melakukan kegiatan manajemen dan produksi. Dengan adanya
faktor SDM, kegiatan manajemen dan produksi dapat berjalan, karena pada
dasarnya faktor SDM sangat berperan penting dalam kegiatan manajemen dan
produksi.
2)
Money
Yakni faktor pendanaan atau keuangan.
Tanpa ada keuangan yang memadai kegiatan perusahaan atau organisasi takan
berjalan sebagaimana mestinya, karena pada dasarnya keuangan ialah darah dari
perushaan atau organisasi. Hal keuangan ini berhubungan dengan masalah anggaran
(Budget), upah karyawan (Gaji), dan
pendapatan perusahaan atau organisasi.
3) Materials
Yakni berhubungan dengan barang
mentah yang akan diolah menjadi barang jadi. Dengan adanya barang mentah maka
dapat dijadikan suatu barang yang bernilai sehingga dapat mendatangkan
keuntungan.
4) Machine
Yakni mesin pengolah atau teknologi
yang dipakai dalam mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Dengan adanya
mesin pengolah, maka kegiatan produksi akan lebih efisien dan menguntungkan.
5) Method
Yakni tata cara melakukan kegiatan
manajemen secara efektif dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan kepada
sasaran agar tercapai suatu tujuan akan dituju.
6) Market
Yakni tempat untuk memasarkan produk
yang telah dihasilkan. Seorang manajer pemasaran dituntut untuk dapat menguasai
pasar, sehingga kegiatan pemasaran hasil produksi dapat berlangsung. Agar pasar
dapat dikuasai, maka kualitas dan harga barang haruslah sesuai dengan selera
konsumen dan daya beli masyarakat.
2.3 Fungsi Manajemen
Pada intinya fungsi-fungsi manajemen
meliputi fungsi Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Namun dalam
pelaksanaannya fungsi-fungsi dasar tersebut bisa dikembangkan secara fleksibel
sesuai kebutuhan organisasi.
Berikut adalah fungsi-fungsi
manajemen yang dikemukakan oleh Dessler, 1996:
1)
Planning :
Meliputi penentuan tujuan, tindakan, pengembangan aturan dan prosedur-prosedur,
pengembangan rencana dan melakukan prediksi.
2)
Organizing :
Meliputi pemberian tugas, bagian-bagian, pendelegasian wewenang, mengkoordinir
pekerjaan.
3)
Staffing :
meliputi rekruitmen karyawan, pelatihan dan pengembangan.
4)
Leading : mencakup
pemberian perintah, menjaga motivasi dan semangat kerja karyawan
5)
Controlling :
menentukan standar, melakukan perbaikan bila diperlukan.
Fungsi-fungsi manajemen diperlukan
agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara
efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
3. Interaksi Manusia dalam Suatu Organisasi
Interaksi manusia sangat penting
dalam sebuah organisasi. Pengaruh berbagai pola kepemimpinan yang berbeda atas
produktivitas tampaknya tergantung pada beberapa faktor. Akan tetapi, kepuasan
pekerja biasanya lebih tinggi dengan manajemen yang suportif dan partisipasif.
Teori manajemen pada mulanya agak bersifat mekanis dalam pandangan atas
interaksi manusia dalam suatu organisasi. Tujuan para anggota sebuah organisasi
dianggap konsisten dengan tujuan organisasi. Gerakan hubungan kemanusiaan yang
dimulai dengan hasil penelitian “Hawthorne”
yang dikenal antara tahun 1927 sampai dengan 1932 telah membentuk konsep
tentang organisasi sebagai suatu sistem sosial. Motivasi ternyata didasari oleh
lebih dari sekedar imbalan ekonomis.
Motivasi adalah alasan
seseorang menjalankan kegiatan. Hal ini biasanya dijelaskan dalam istilah
dorongan atau kebutuhan manusia. Kebutuhan seorang manusia tidak tetap.
Kebutuhan ini berubah dari waktu kewaktu bersamaan dengan tingkat karirnya dan
sementara itu kebutuhan tertentu mendapat lebih banyak kepuasan.
Sebuah klasifikasi yang
bermanfaat tentang kebutuhan umum manusia adalah sebuah hirarki yang
dikembangkan oleh Abraham Maslow. Hirarki Maslow berguna karena menunjukan
sebuah dimensi penting dalam kebutuhan manusia.
Sebuah klasifikasi yang lebih
langsung berhubungan dengan situasi kerja telah dikembangkan oleh Frederick
Herzberg mengenai dua faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja.
3.1 Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan
penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
Sedangkan menurut Robbins (2002:163)
Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai
tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk
didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan
yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta
merasa tidak terpaksa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1)
kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi
kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2)
di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan
proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3)
adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di
dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang
dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi,
membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas
utatna seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas
pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari
itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya,
anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu
memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
1)
Pendayagunaan Pengaruh
2)
Hubungan Antar Manusia
3)
Proses Komunikasi dan
4)
Pencapaian Suatu Tujuan.
Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur yang mendasari
kepemimpinan dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, adalah:
1)
Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2)
Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku
orang lain atau kelompok.
3)
Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan
Karakteristik seorang pemimpin
didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1)
Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui
pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui
membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2)
Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak
dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani
berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin
seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3)
Membawa energi yang positif : Setiap orang mempunyai
energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan
dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi
positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau
bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena
itu, seorang pemimpin haras dapat menunjukkan energi yang positif, seperti :
a)
Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai
orang lain termasuk
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b)
Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras
dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan
diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga
berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c)
Melihat kehidupan sebagai tantangan : Kata 'tantangan'
sering diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan
untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, keterampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d)
Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam
sinergi dan satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya
sendiri dan lainnya. Sinergi
adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang, atasan, staf, teman sekerja.
adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang, atasan, staf, teman sekerja.
e)
Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin
harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri
terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
·
pemahaman materi
·
memperluas materi melalui belajar dan pengalaman
·
mengajar materi kepada orang lain
·
mengaplikasikan prinsip-prinsip
·
memonitoring hasil
·
merefleksikan kepada hasil
·
menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan
materi
·
pemahaman baru
·
kembali menjadi diri sendiri lagi.
3.2 Manajemen Konflik
Konflik merupakan sesuatu yang tidak
dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia
senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya dengan
kehidupan organisasi. Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik.
Perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai
pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang. Manajemen konflik sangat berpengaruh
bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi dituntut menguasai manajemen
konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan
mutu organisasi.
Manajemen
konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak
luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk
tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi
kepentingan dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai
pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi
konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika
ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross (1993), manajemen
konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga
dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau
tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin
atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat,
atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri,
kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga)
atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi
(termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan
dan penafsiran terhadap konflik.
Sementara Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. Minnery (1980:220) juga berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan kota merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan ideal. Sama halnya dengan proses manajemen konflik yang telah dijelaskan diatas, bahwa manajemen konflik perencanaan kota meliputi beberapa langkah yaitu: penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan), klarifikasi karakteristik dan struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan proses selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan untuk mengelola konflik, serta menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola konflik. Keseluruhan proses tersebut berlangsung dalam konteks perencanaan kota dan melibatkan perencana sebagai aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga.
3.3 Gaya Manajemen
Dalam dunia usaha ada perlu memiliki
struktur formal yang menyelenggarakan tugas untuk mengelola kantor perusahaan
secara terkendali nya. Hal ini sering diperintah oleh hirarki struktur
organisasi. Struktur ini biasanya disebut sebagai struktur organisasi. Agar
efektif sebagai manajer di berbagai level dalam struktur organisasi ia sering
ditantang oleh lingkungan kerja. Bagaimana gaya manajemen membantu untuk
mengelola situasi. Empat Gaya Manajemen dasar tercantum di bawah ini :
1) Otokratis
Gaya adalah
gaya tertua dalam mengelola sekelompok orang untuk menyelesaikan sesuatu. Gaya
manajemen sangat jelas di masa lalu perbudakan di mana hanya master memberikan
perintah dan budak hanya mengikuti. Namun tidak berarti adalah jenis perbudakan
manajemen. Jika Anda memperhatikan gaya ini apa menunjukkan bahwa selalu ada
satu cara komunikasi di mana komandan memberikan perintah dan mengharapkan
untuk dilakukan tanpa pertanyaan Bahkan hingga saat ini gaya ini masih ada dan
mengelola. Efektif dalam lingkungan seperti angkatan bersenjata situasi darurat
krisis dll manajemen di mana tidak ada waktu untuk menunggu atau menghibur
umpan balik atau saran Dan gaya otokratis manajemen. yang paling efektif.
2) Demokrat
Style, Hanya berlawanan dengan gaya manajemen otokratis tugas
melaksanakan hanya setelah mendapatkan pendapat masyarakat dan pemerintahan
oleh suara mayoritas. Sebuah contoh yang sangat jelas adalah pemilihan umum
suatu negara pemilihan pejabat tertentu dalam sebuah organisasi masyarakat.
Namun gaya manajemen yang demokratis dapat dan sering diterapkan dalam bisnis
ketika manajer membuat keputusan berdasarkan kesepakatan mayoritas. Namun gaya
manajemen biasanya dipandu oleh manajer yang telah membuat evaluasi tertentu
dari solusi yang mungkin dan membiarkan karyawan memilih satu di antara pilihan
terbaik.
3) Partisipatif
Gaya, Gaya manajemen sangat mirip dengan jenis demokratis manajemen
dalam mendapatkan pendapat dari karyawan massal. Namun keputusan tidak perlu
mengikuti suara mayoritas. Apa yang dilakukan adalah untuk mencari masukan dan
pendapat dari karyawan dan kemudian membuat keputusan sendiri.
4) Laissez
Faire, Gaya manajemen adalah manajemen gaya tangan bebas di mana
manajer tidak membuat keputusan atau mengganggu. Itu hanya membiarkan masalah
tersebut berkembang dengan sendirinya apakah akan lebih baik atau terburuk.
Jenis gaya manajemen yang terbaik untuk menangani rumor. untuk contoh konflik
antara dua pihak atau lebih yang terbaik biarkan pihak yang terlibat
menyelesaikan sendiri.
McGregor telah menggolongkan
sebagai teori X dan Y.
Teori X : mendukung suatu gaya kepemimpinan
otoriter
Teori Y : mendukung suatu gaya kepemimpinan
yang lebih demokratis dan partisipatif
0 komentar:
Posting Komentar